Analisis ketenagakerjaan secara garis besar pendudukan suatu negara dibagi atas dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagai tebaga kerja ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batas usia kerja berbeda-beda antara negara yang satu dengan negara yang lain. batas usia kerja yang di anut oleh indonesia ialah minimum 10 tahun, tanpa batas umur maksimum.
Tenaga Kerja (manpower) dibagi menjadi dua kelompok yaitu Angkatan Kerja (labor force) danbukan angkatan kerja. Yang termasuk Angkatan Kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiataannya seperi pelajar, ibu rumah tangga, dll.
Selanjutnya Angkatan kerja dibagi atas dua yaitu :
a. Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan saat disensus atau disurvei memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan tapi sementara tidak bekerja.
b. Pengangguran ialah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang) mencari pekerjaan.
Tenaga Kerja bukan Angkatan kerja dibagi atas 3 kelompok yaitu :
a. Penduduk dalam usia kerja yang bersekolah misalnya pelajar dan mahasiswa
b. Pengurus rumah tangga
c. Penerima pendapatan lain.
Gambar 1. Pendekatan Angkatan kerja |
Gambar 2. Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja |
a. Penduduk Bekerja penuh ialah tenaga seseorang termanfaatkan secara optimal
b. Penduduk setengah menganggur ialah seseorang yang bekerja tapi tenaganya kurang temanfaatkan jika diukur dengan jam kerja, produktivitas kerja, atau upah yang akan dihasilkan.
Pendekatan Pemanfaatan tenaga kerja ini lebih realistis dan lebih menguraikan secara terperinci berdasarkan pemnafaatan tenaganya daripada pendekatan angkatan kerja yang hanya sekedar membedakan angaktan kerja atas bekerja namun pendekatan peanfaatan tenaga kerja lebih rumit, terutama mengukur pengangguran terselubung dalam bentuk produktivitas serta penghasilan rendah.
Sekitar ¾ Penduduk indonesia termasuk di dalam batas usia kerja. Pada tahun 1993 jumlah tenaga kerja indonesia sebanyak 143,8 juta orang, dan tidak semua dari jumlah ini tergolong sebagai angkatan kerja yaitu mereka yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumha tangga, serta menerima pendapatan tapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya. proposi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanyalah8,7% persen. Pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah penduduk disebabkan karena struktur penduduk kita menurut komposisi umur hingga saat ini ialah masih di dominasi oleh usia muda. Angkatan kerja ditahun 1994 pun makin meningkat dari pada tahun 1993 ialah sebesar 5,4%.
Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentunya akan membawa pengaruh yang tidak baik untuk perekonomian inodnesia yakni penciptaan dan perluasan lapangan kerja. Jika lowongan kerja atau kesempatan kerja tidak mampu menampung seluruh tenaga kerja maka yang terjadi ialah akan membuat semakin banyak pengangguran. Dalam penciptaan lapangan kerja tentunya merupakan salah satu masalah di tanah air. Masalahnya bukan hanya bagaimana menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan juga kualitas tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja indonesia tercemin dalam tingkat pendidikan angkatan kerja dan produktivitas pekerja. Tetapi pada kenyataannya tenaga kerja indonesia dalam soal kualitas atau mutu pendidikan masih relatif rendah.
a. TPAK (Tingkat partisipasi angkatan kerja)
c. Tingkat penggangguran (unemployment rate)
Rumus Tingkat Partisipasi angkatan kerja |
Rumus Tingkat Pengerjaan |
Rumus Tingkat Pengangguran |
a. Perumusan kebijaksanaan ketenagakerjaan dan penciptaan kesempatan kerja
b. Perumusan ekbijaksanaan kependudukan dan suber daya manusia secara keseluruhan.
Tingkat partisipasi angkatan tenaga kerja indonesia berkisar pada angka 57 persen dalam kurung waktu 1991-1994 yaitu naik dari 57,1% – 57,6%. Penduduk dalam kelompok usia muda masih dominan, kenaikan angka-angka TPAK ini sangat kecil. Saat penduduk usia muda mengalami pertambahan usia dan memasuki umur usia kerja (17-56 tahun), sebagian besar tidak masuk ke tenaga kerja yang angkatan kerja tetapi melainkan akan masuk ke bukan angkatan kerja. Masuknya penduduk usia kerja pada bukan angkatan kerja disebabkan oleh banyak faktor. seperti faktor-faktor berikut ini yang memungkinkan hal tersebut terjadi ialah :
2. Telah menjadi adat istiadat turun temurun yang terjadi pada suatu keluarga yang mewajibkan bagi anak-anak perempuan haruslah mengurus rumah tangga
3. Atau tidak mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang mengakibatkan seseorang menganggur dan menunggu lapangan pekerjaan yang pas untuk bekerja.
Angka-angka Tingkat partisipasi angkatan kerja berflukutuasi dari tahun ke tahun, sementara angka pengangguran senantiasa meningkat.
Dalam perbandingan seksual atau antarjenis kelamin, TPAK laki-laki masih jauh lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan di indonesia. Perbandingan angkanya TPAK laki-laki dan perempuan pada tahun 1994 ialah 72,3 berbanding 43,4. Kemudian dalam perbandingan secara tempat tinggal, TPAK di daerah perdesaan justru lebih tinggi dari pada di perkotaan di indonesia perbandingannya ialah pada tahun 1994 yaitu 61,5 berbanding 50,5 hal ini membuktikan bahwa peluang orang-orang desa lebih besar telibat di pasar tenaga kerja dari pada orang yang bermukiman di dareah perkotaan. Lebih tingginya TPAK laik-laki dibandingkan perempuan tidak hanya berlaku untuk Negara Indonesia secara keseluruhan, tanpa memperhatikan tempat tinggal. Akan tetapi juga secara parsial di kedua macam daerah perkotaan. Di lain pihak, TPAK perempuan baik di daerah perdesaan maupun di daerah perkotaan tidak hanya berlaku untuk angkatan kerja laki-laki, tapi juga untuk angkatan kerja perempuan.
Sumber: Statistik Indonesia, Biro Pusat Statistik 1994 |
Dari penjelasan diatas berarti dapat diambil kesimpulan bahwa jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, maka angkatan kerja daerah perdesaan di pasar tenaga kerja lebih tinggi daripada angkatan kerja daeraah perkotaan. Kesimpulan ini terbukti dengan tingkat pengangguran di daerah perdesaan lebih rendah daripada daerah perkotaan tanpa menghiraukan jenis kelamin selain itu kalau dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka keterlibatan angkatan kerja laki-laki lebih tinggi dari pada angkatan kerja perempuan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar