Kamis, 30 Oktober 2014

FILSAFAT, PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN



Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar, sedangkan menurut buku Pengantar Filsafat (J.B Blikololong, 1997) filsafat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari seluruh realitas sampai sebab-sebab yang paling dalam.
 Pengetahuan adalah hasil dari proses mesncari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman (Notoatmodjo S, 2005)
 Ilmu Pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat sesuatu.
Dari ketiga definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa filsafat, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan tiga hal yang berkaitan satu dan lainnya. Persamaan dari ketiga diatas adalah semuanya merupakan proses pemikiran dan berlangsung dalam kerja otak. Sedangkan untuk perbedaannya, pengetahuan lebih ditekankan sebagai sebuah proses dalam mencari tahu. Mirip dengan filsafat, namun filsafat menuntut pemikir untuk mencari tahu sampai kepada sebab yang paling dalam, sedangkan pada pengetahuan, poin poin kecil yang timbul dalam proses pemikiran sudah cukup disebut sebagai pengetahuan. Hasil dari pemikiran pemikiran dalam filsafat maupun pengetahuan yang telah diterjemahkan kedalam sebuah bahasa adalah ilmu pengetahuan.

MITOS, LEGENDA DAN CERITA RAKYAT

MITOS


Pasti kalian sering dengar dong ya berbagai jenis mitos dikalangan ibu-ibu zaman dulu. Mungkin suku Jawa sering mengatakannya “pamali”. Konon, mitos itu sudah ada sejak nenek moyang kita. Ya terbukti dari larangan ibu – ibu kita yang menjawab ketika anaknya bertanya, “memangnya Ibu tahu darimana?” “Ya larangan itu memang sudah ada sejak nenek moyang kita. Dalam pengertian sederhana, mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena telah beredar dari generasi ke generasi.
Dalam Wikipedia, Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang di tokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia  lain (kahyangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar  terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya. Mitos juga disebut Mitologi, yang kadang diartikan Mitologi adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan bertalian dengan terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongeng suci.

Mengapa Mitos di Percaya? Sebab masyarakat tradisional yang masih sangat kental budaya kedaerahannya, beranggapan mitos sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Mereka kebanyakan mengabaikan logika dan lebih mempercayai hal-hal yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Pada dasarnya, mitos orang zaman dahulu memiliki tujuan yang baik untuk kelangsungan hidup keturunannya.


       Beberapa contoh mitos:
1.Jangan menyapu setengah-setengah, nanti jodohnya buruk
Mitos ini biasanya dilontarkan pada anak gadis yang tidak bersih menyapu lantai. Larangan tersebut dikarenakan tidak ingin anak gadisnya jadi pemalas, apalagi dalam soal membersihkan rumah. Lah kalau kita saja tidak cinta dengan kebersihan, gimana kita dapat jodoh yang bersih? Betul tidak? :D
2.  Jangan mandi maghrib-maghrib, nanti dicubit setan
Larangan ini sering banget untuk anak kecil yang suka bermain hingga maghrib. Berkotor ria dengan temannya dilapangan, kalau belum dengar adzan mereka belum mau pulang. Tentu larangan ini dimaksudkan untuktidak pulang hingga maghrib tiba, alhasil tidak akan lagi mandi pada saat maghrib.
 


LEGENDA



Legenda, dalam bahasa Latin adalah legere. Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor. legenda sendiri, meskipun kejadiannya dianggap benar, pelaku-pelaku kisahnya adalah manusia, bukan Dewa dan monster.

Contoh Legenda:

Pernahkah mendengar nama Situs Ratu Boko? Memang, situs yang satu ini belum setenar Candi Borobudur atau Candi Prambanan. Tapi, Situs Ratu Boko ini sudah ada sebelum dibangunnya Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Letak Situs Ratu Boko ini dekat dengan Candi Prambanan. Lebih tepatnya 3 KM arah selatan Candi Prambanan. Karena letaknya di atas bukit, kita tidak hanya melihat situs kuno saja, tapi juga pemandangan alam yang menakjubkan, disertai sejuknya angin yang berhembus. Pemandangan Kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar belakang Gunung Merapi, dapat terlihat dengan jelas dari SItus Ratu Boko.
Di Kraton Ratu Boko ini, kita tidak hanya melihat candi. Namun juga situs lain, seperti gapura, paseban, candi pembakaran, keputren (tempat singgah para puteri), kolam pemandian puteri jaman dulu, dan gua lanang- wadon. Di sini, kita bisa melihat adanya percampuran budaya dalam struktur Kraton Ratu Boko, yakni budaya Budha dan Hindu. Situs Ratu Boko merupakan simbol kerukunan beragama di masa lalu.
Kalau dilihat dari sejarahnya, bisa dibilang Situs Ratu Boko ini masih misterius. Ratu Boko merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dari abad ke 8. Berdasarkan sejarah, dulu Ratu Boko digunakan oleh Dinasti Syailendra, sebelum masa Raja Samaratungga (pendiri Candi Borobudur) dan Rakai Pikatan (pendiri Candi Prambanan).
Berdasarkan prasasti yang dikeluarkan Rakai Panangkaran pada 746-784 Masehi, pada awalnya bangunan yang ada di kawasan Ratu Boko disebut Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, Giri berarti gunung atau bukit, Wihara berarti asrama atau tempat. Sehingga Abhayagiri Wihara adalah asrama atau wihara para biksu agama Budha yang terletak di atas bukit penuh kedamaian. Pada masa berikutnya, antara 856-863 Masehi, Abhayagiri Wihara berganti nama menjadi Kraton Walaing yang diproklamirkan Raja Vasal bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni. Prasasti Mantyasih yang berangka tahun 898-908 M yang dikeluarkan Rakai Watukara Dyah Balitung masih menyebut nama Walaing sebagai asal usul Punta Tarka sang pembuat prasasti Mantyasih. Dari awal abad 10 hingga akhir abad 16, tidak ada berita terkait Kraton Walaing ini.
Sembilan puluh tahun kemudian, yakni 1790, Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di atas Situs Ratu Boko. Seratus tahun kemudian, FDK Bosch mengadakan penelitian dan melaporkan hasil penelitiannya yang diberi judul Kraton Van Ratoe Boko. Diawali laporan itulah, kepurbakalaan yang ada di bukit Ratu Boko dikenal dengan Kraton Ratu Boko. Sebelumnya, masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai Candi Dawung atau Kraton Ratu Boko van Ratoe Boko.
Kraton Ratu Boko berasal dari Kraton dan Ratu Boko. Kraton berasal dari Ka-datu-an yang artinya tempat atau istana raja, sedangkan Ratu Boko berarti bangau. Namun, masih belum diketahui siapa yang dimaksud dengan Raja Bangau tersebut. Namun, legenda menuturkan bahwa Ratu Boko merupakan ayah dari Roro Jonggrang, yang merupakan asal muasal munculnya legenda Bandung Bondowoso di Candi Prambanan.
Prasasti atau bukti sejarah yang merujuk pada Situs Ratu Boko, memang masih minim. Oleh karena itu, sejarah pasti terkait situs ini belum bisa diungkapkan secara jelas. Di sinilah letak misterius Ratu Boko, yang juga menjadi daya tarik bagi pengunjung. Keindahan, eksotisme, dan ke-misterius-annya membuat kita dapat mereka-reka atmosfer kehidupan di masa kuno dulu. 



CERITA RAKYAT

Cerita rakyat yang saya ambil berasal dari Lampung dan merupakan salah satu cerita rakyat Indonesia yang popular di kalangan masyarakat Lampung. Cerita ini mengisahkan tentang dua orang yang sombong karena memiliki kelebihan dari orang lain. Pengajaran yang bisa di petik dari cerita ini adalah jangan menjadi orang yang sombong walaupun memiliki kelebihan dari orang lain. Berikut marilah kita simak bersama cerita rakyat dari Lampung yang berjudul Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata

Serunting adalah orang yang sakti mandraguna. Dia berasal dari Majapahit yang kemudian diusir dari istana lalu berkelana ke Sumatera. Adik ipar Serunting yang bernama Arya Tebing merasa iri dengan kesaktian Serunting. Dia lalu memujuk kakaknya untuk memberitahu di mana letak kelemahan Serunting. Karena rasa sayang kepada adiknya akhirnya istri Serunting memberi tahun letak kelemahan Serunting.
Setelah mengetahuinya Arya Tebing mengajak Serunting untuk adu kekuatan. Mereka pun berkelahi, ketika itu Arya Tebing menusuk Serunting di tempat kelemahannya. Serunting terluka parah dan kemudian mengasingkan diri di Gunung Siguntang. Dalam pengasingannya Serunting mengobati lukanya dan tidak jemu berdoa pada Tuhan agar mengembalikan kesaktiannya. Karena ketekunan Serunting akhirnya dia diberi kelebihan bahwa apapun yang diucapkannya menjadi kenyataan.
Pada suatu hari Serunting sedang berjalan-jalan di sebuah kampung. Masyarakat kampung tersebut sedang menanam padi. Hamparan sawah yang menguning sangat indah di pandang mata. Namun Serunting malah mengatakan bahwa itu bukan sawah melainkan hamparan batu. Ketika itu tiba-tiba saja ucapan Serunting menjadi kenyataan. Melihat hal itu warga menjuluki Serunting dengan julukan Si Pahit Lidah. Masyarakat tidak ada yang berani melawan Si Pahit Lidah karena mereka takut terkena kutukannya. Si Pahit Lidah menjadi sombong dan kasar sehingga warga tidak menyukai dirinya.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh Si Empat Mata seorang yang juga memiliki kesaktian dari negeri India. Si Empat Mata merasa tersaingi kesaktiannya dan bermaksud untuk menantang Si Pahit Lidah. Kemudian dia berlayar menuju Sumatera untuk menemui Si Pahit Lidah. Ketika bertemu Si Empat Mata menantang Si Pahit Lidah untuk berkelahi. Berhari-hari mereka berkelahi dan mengeluarkan seluruh kesaktiannya namun tidak ada yang menang atau kalah.

Ketika itulah seorang tetua kampung mengajukan pertandingan untuk kedua orang tersebut. Meraka harus memakan buah aren yang tersedia. Si Pahit Lidah mendapat giliran pertama untuk memakan buah tersebut. Dengan sombong Si Pahit Lidah memakan buah aren itu sambil berfikir karena tidak mungkin dia akan mati dengan buah sekecil itu. Namun apa yang terjadi Si Pahit Lidah menggelepar lalu mati. Melihat Si Pahit Lidah mati Si Empat Mata merasa senang karena sekarang dialah orang yang paling sakti di negeri itu. Namun, Si Empat Mata merasa aneh karena Si Pahit Lidah bisa mati hanya dengan sebiji buah aren. Si Empat Mata lalu menimang-nimang buah aren sisa Si Pahit Lidah, dia memakan buah aren tersebut dan tidak lama kemudian Si Empat Mata menggelepar lalu mati. Akhirnya mereka berdua mati dengan kesombongan sendiri lalu keduanya di makamkan di Danau Ranau.
Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata menceritakan tentang kesombongan akan mengakibatkan celaka pada diri sendiri. Semua kekuatan tiadalah berguna jika diiringi dengan kesombongan.
 
http://www.kaskus.co.id/thread/5098eb03582acf775e0000ce/13-kumpulan-cerita-rakyat-indonesia-penuh-maknaserba-13